Ninja: Dari Agen Jepang Kuno ke Ikon Pop Modern
Sosok ninja berpakaian hitam yang bergerak senyap lalu memata-matai, menyabotase, atau menyerang tanpa meninggalkan jejak sudah menjadi salah satu figur paling terkenal dalam budaya Jepang dan dunia. Gambaran ini kemudian melahirkan berbagai fenomena pop seperti Naruto, Teenage Mutant Ninja Turtles, dan acara kompetisi seperti Ninja Warrior. Namun, sejarah asli ninja jauh lebih kabur daripada citra dramatis yang melekat pada mereka saat ini.
Sejarah yang Penuh Mitos
Sejumlah peneliti modern mempertanyakan apakah ninja benar-benar pernah hidup sesuai legenda atau apakah cerita tentang mereka lebih banyak dibentuk oleh imajinasi masyarakat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kisah lama yang menggambarkan ninja sebagai ahli bela diri dengan kemampuan hampir gaib. Mereka sering digambarkan dapat bergerak secepat angin, menghilang, atau menggandakan diri. Meski demikian, sejarawan seperti Stephen Turnbull menjelaskan bahwa kisah-kisah tersebut biasanya berawal dari fakta yang sangat sederhana lalu berkembang melalui cerita rakyat dan komersialisasi.
Ninja mulai dikenal pada abad ke-14 ketika para daimyo atau penguasa feudal mempekerjakan mereka untuk tugas intelijen dan kontra intelijen. Karena pekerjaan mereka yang dirahasiakan, hanya sedikit catatan langsung tentang aktivitas mereka pada masa perang. Sebagian besar informasi yang diketahui sekarang berasal dari tulisan-tulisan yang muncul pada abad ke-17 dan sesudahnya.
Peran Ninja dalam Perang
Berbeda dari samurai yang berasal dari keluarga bangsawan dan terikat aturan kehormatan yang ketat, ninja dapat berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Mereka juga tidak diwajibkan mengikuti kode kehormatan bushido sehingga dapat melakukan metode perang yang tidak dapat dilakukan oleh samurai, seperti penyamaran, perang gerilya, dan infiltrasi.
Meskipun sering digambarkan sebagai pembunuh bayaran, peran utama ninja lebih terkait dengan pengumpulan informasi, pengamatan musuh, serta tindakan sabotase yang dilakukan secara diam-diam. Tugas penting ninja adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan tuannya, seperti kondisi benteng musuh, rute pergerakan pasukan, atau persediaan logistik.
Istilah ninja baru populer pada abad ke-19. Pada masa sebelumnya, mereka lebih sering disebut shinobi. Kamus Jepang-Portugis tahun 1603 menggambarkan shinobi sebagai mata-mata yang menyusup pada malam hari atau berbaur dengan pasukan lawan untuk mencari informasi.
Asal-Usul Teknik Ninjutsu
Menurut catatan seperti Bansenshukai yang ditulis pada abad ke-17, teknik ninjutsu tidak hanya mencakup kemampuan bertarung tetapi juga pengetahuan komunikasi, pengamatan, ilmu pengobatan, dan bahkan taktik psikologis. Untuk menjadi ninja yang efektif, seseorang harus memiliki disiplin mental yang kuat dan ketenangan tingkat tinggi.
Wilayah Iga dan Koka dikenal sebagai pusat pelatihan ninja pada masa feodal. Mereka sering menyamar sebagai petani, pedagang, atau pendeta agar dapat bergerak bebas pada siang hari tanpa menarik perhatian. Senjata yang mereka gunakan biasanya adalah alat sehari-hari agar tidak mencurigakan. Mereka juga membawa shuriken karena ukurannya kecil dan mudah disembunyikan.
Peran Ninja dalam Sejarah Jepang
Shinobi pernah berperan penting dalam berbagai konflik besar seperti Perang Nanbokucho dan masa Sengoku. Salah satu contoh paling terkenal adalah peristiwa Honno-ji tahun 1582, ketika Hattori Hanzo membantu Tokugawa Ieyasu melarikan diri dari wilayah musuh setelah Oda Nobunaga terbunuh. Jika Ieyasu tidak selamat, sejarah Jepang bisa saja berubah total. Ieyasu kemudian menjadi shogun pada tahun 1603 dan memulai periode Edo yang damai dan stabil.
Tokoh lain yang sering dikaitkan dengan ninja adalah Ishikawa Goemon, seorang pencuri yang menurut legenda merampok orang kaya untuk menolong rakyat miskin, seperti Robin Hood. Ishikawa menginspirasi banyak karakter di kultur pop seperti Kozuki Oden dari One Piece dan Ishikawa Goemon dari Lupin III. Banyak sejarawan yang menilai Goemon lebih mengarah ke figur fiksi, namun kisahnya tetap menjadi bagian penting budaya Jepang.
Ninja dalam Budaya Pop Modern
Pada abad ke-20, ninja kembali populer setelah pemerintah lokal Iga mendirikan museum khusus ninjutsu. Setelah itu berbagai buku dan cerita fiksi bermunculan. Adegan ninja dalam film James Bond You Only Live Twice pada tahun 1967 membuat citra ninja semakin mendunia. Pada tahun 1980-an, ninja menjadi fenomena besar di media. Mereka muncul dalam film, komik, video game, mainan, dan bahkan menjadi nama produk komersial. Naruto dan Teenage Mutant Ninja Turtles adalah salah satu contoh paling sukses yang membawa konsep ninja ke generasi baru. Popularitas global bisa dibilang cukup ironis karena kehidupan ninja asli justru sangat menghindari perhatian publik.