img

Mengapa Berbicara di Kereta tidak Dianjurkan di Jepang

Bagi banyak orang Indonesia yang pertama kali menggunakan transportasi umum di Jepang, suasana di dalam kereta atau bus sering terasa berbeda. Tidak hanya karena kebersihannya atau ketepatan waktunya, tetapi juga karena tingkat ketenangan yang dijaga oleh para penumpang. Salah satu kebiasaan yang paling cepat disadari adalah jarangnya orang berbicara di telepon selama perjalanan.

Meskipun tidak selalu tertulis sebagai aturan resmi, larangan berbicara di telepon di transportasi umum merupakan norma sosial yang dipatuhi secara luas di Jepang. Kebiasaan ini sudah menjadi bagian dari etika publik dan dipahami sejak usia dini.

Apa Itu Etika Kereta Sunyi di Jepang?

Etika kereta sunyi di Jepang merujuk pada kebiasaan menjaga ketenangan dan bersikap penuh perhatian terhadap orang lain saat menggunakan transportasi umum. Meskipun kereta di Jepang sering sangat padat, terutama pada jam sibuk, suasana di dalamnya tetap terasa tenang. Hal ini terjadi karena sebagian besar penumpang mengikuti aturan tidak tertulis untuk meminimalkan suara dan gangguan.

Dalam budaya Jepang, transportasi umum dipandang sebagai ruang bersama yang digunakan oleh banyak orang dengan kebutuhan dan kondisi yang berbeda. Ada penumpang yang sedang berangkat kerja, ada yang pulang dalam keadaan lelah, ada pula yang membutuhkan ketenangan selama perjalanan.

Berbicara di telepon dianggap berpotensi mengganggu kenyamanan tersebut. Percakapan, meskipun dilakukan dengan suara pelan, tetap menarik perhatian dan memecah suasana tenang yang diharapkan oleh penumpang lain. Oleh karena itu, masyarakat memilih untuk menahan diri demi menjaga kenyamanan bersama.


Mengapa Etika Ini Penting?

Di Jepang, rasa hormat terhadap orang lain sangat dijunjung tinggi, terutama di ruang publik yang digunakan bersama. Setiap orang dianggap memiliki hak yang sama untuk menikmati perjalanan yang nyaman dan tenang, baik saat berangkat kerja, sekolah, maupun bepergian untuk keperluan pribadi. 

Salah satu nilai penting dalam kehidupan sehari hari di Jepang adalah kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Individu diharapkan mampu membaca situasi dan menyesuaikan perilaku tanpa perlu diingatkan secara langsung.

Etika kereta sunyi menjadi salah satu cara sederhana untuk menjaga kenyamanan dan kehormatan tersebut. Dengan mengurangi kebisingan, penumpang turut menciptakan suasana yang lebih tertib dan menyenangkan bagi semua orang.


Hal yang Dianjurkan dan Dihindari di Kereta Jepang

1. Berbicara Secukupnya dan Dengan Suara Pelan

Percakapan di dalam kereta biasanya sangat minim. Jika berbicara, penumpang melakukannya dengan suara pelan dan singkat. Percakapan yang terlalu panjang atau keras sebaiknya dihindari. Saat bepergian bersama teman atau keluarga, berbincang tetap diperbolehkan selama tidak mengganggu penumpang lain.

2. Menghindari Panggilan Telepon

Berbicara di telepon di dalam kereta umumnya dianggap tidak sopan. Jika ada panggilan mendesak, penumpang biasanya menunggu hingga turun dari kereta. Alternatif lain adalah mengirim pesan singkat selama perjalanan.

3. Menggunakan Earphone Dengan Volume Rendah

Mendengarkan musik atau menonton video diperbolehkan selama menggunakan earphone. Namun, volume harus dijaga agar suara tidak terdengar keluar. Kebocoran suara dari earphone tetap dianggap mengganggu.

4. Menyetel Perangkat ke Mode Senyap

Sebelum naik kereta, banyak orang langsung menyetel ponsel ke mode senyap. Suara notifikasi yang terus berbunyi dapat mengganggu suasana tenang di dalam kereta dan dianggap kurang sopan.

5. Menghindari Makan di Kereta Lokal

Makan di kereta, terutama kereta komuter dan jarak pendek, umumnya tidak dianjurkan. Aroma makanan dapat mengganggu penumpang lain. Pada kereta jarak jauh seperti Shinkansen, makan lebih dapat diterima, namun tetap dilakukan dengan tenang dan tidak mencolok.

Mengapa Masyarakat Jepang Mematuhi Etika Ini?

Budaya ketenangan di kereta Jepang berakar pada nilai keharmonisan sosial. Dalam masyarakat Jepang, terdapat konsep yang menekankan pentingnya tidak merepotkan atau mengganggu orang lain. Etika kereta sunyi menjadi salah satu bentuk penerapan nilai tersebut dalam kehidupan sehari hari.

Kesadaran bahwa setiap orang berbagi ruang yang sama membuat penumpang secara sukarela menyesuaikan perilakunya. Dengan menjaga ketenangan, pengalaman perjalanan menjadi lebih nyaman bagi semua pihak.

Apa yang Terjadi Jika Melanggar Etika Ini?

Melanggar etika kereta sunyi biasanya tidak berujung pada sanksi resmi. Tidak ada denda atau hukuman khusus. Namun, penumpang yang berbicara terlalu keras atau menerima panggilan telepon bisa mendapatkan tatapan tidak setuju dari orang di sekitarnya.

Karena masyarakat Jepang cenderung menghindari konfrontasi langsung, teguran jarang disampaikan secara verbal. Meski demikian, memahami dan mengikuti kebiasaan setempat tetap dianggap sebagai bentuk penghormatan.

Alternatif yang Umum Dilakukan Masyarakat

Alih alih berbicara di telepon, masyarakat Jepang lebih memilih berkomunikasi melalui pesan teks atau aplikasi pesan singkat selama perjalanan. Cara ini dianggap lebih sopan dan tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Jika panggilan benar benar mendesak, sebagian orang akan menunggu hingga turun dari kereta atau mencari area yang lebih sepi seperti peron stasiun. Kebiasaan ini menunjukkan adanya kompromi antara kebutuhan pribadi dan kepentingan publik.

Perbedaan dengan Kebiasaan di Indonesia

Bagi orang Indonesia, kebiasaan ini mungkin terasa kaku atau tidak biasa. Di Indonesia, berbicara di telepon di transportasi umum merupakan hal yang lumrah dan jarang dianggap sebagai masalah besar.

Namun, perbedaan ini bukan soal benar atau salah, melainkan perbedaan cara masyarakat mengelola ruang publik. Jepang cenderung menekankan ketenangan dan keteraturan.

Etika kereta sunyi merupakan salah satu contoh bagaimana masyarakat Jepang menjaga kenyamanan bersama melalui kesadaran dan pengendalian diri. Dengan memperhatikan volume suara, penggunaan ponsel, dan perilaku selama perjalanan, suasana transportasi umum dapat tetap tertib dan tenang.

Bagi pendatang maupun wisatawan, memahami etika ini akan membantu proses adaptasi dan membuat pengalaman menggunakan transportasi umum di Jepang menjadi lebih menyenangkan.

Tag
#aturan jepang #aturan tidak tertulis #kultur jepang #kereta jepang #shinkansen #Tips di Jepang #LPK Higlob #Higlob International Education
1 Likes